Kamis, 12 Agustus 2010

AGAR TIDAK MENYESAL

Kesadaran adalah kondisi dimana seseorang mempunyai dorongan kemauan untuk melakukan sesuatu yang tumbuh dari diri-sendiri tanpa harus adanya stimulus (rangsangan) terus menerus berupa uang atau materi. Demikianlah pelaku da’wah Jamaah Jaulah/Jamaah tabligh yang sering kita jumpai di masjid-masjid. Mereka berpindah dari masjid ke masjid dengan kesadaran yang penuh tanpa iming-iming materi bahkan mereka membawa bekal sendiri.

Apa yang mereka lakukan dalam kegiatan itu? Jika kita membaca artikel-artikel dalam internet, majalah atau mass media lain yang penyajinya tidak paham tentang mereka, apalagi diiringi rasa antipati, maka kita akan dapati informasi yang ngawur dan simpang-siur. Hasilnya malah kita dibohongi oleh sang penyaji informasi tersebut. Kita tidak akan tahu selamanya apa yang mereka lakukan sebenarnya.

Seperti pada saat Nabi terakhir muncul di wilayah Arab Saudi, ada seorang pengemis buta dari bangsa Yahudi yang setiap hari ia duduk dipojok pasar Madinah. Ia selalu mendapatkan informasi tentang keburukan Nabi akhir zaman, Muhammad saw. Iapun selalu menyampaikan berita buruk kepada setiap orang lewat tentang kejelekan Nabi yang suci. Di saat lain, setiap pagi Nabi saw. Dengan tangannya yang mulia menyuapi pengemis itu dengan penuh kelembutan. Nabi sendiri juga selalu mendapat nasihat darinya tentang keburukan diri beliau. Pengemis buta sedikitpun tidak tahu siapa yang ia cela dan siapa yang menyuapinya setiap pagi dengan penuh keramahan. Sedikitpun Nabi tak bergeming dari berbuat kebaikannya itu menjadi kemurkaan. Nabi tetap berlemah lembut menyuapinya. Sampai wafat beliau, pengemis itu tak tahu tentang laki-laki yang setiap pagi menyuapi dirinya dengan kasih sayang.

Rasa penyesalan yang teramat dalam pengemis itu terjadi ketika ia mendengar informasi dari sahabat yang paling setia Abubakar Assiddiq r.a. yang menggantikan Nabi saw. mengirim makanan kepada pengemis itu pada suatu pagi. Perbedaan cara pelayanan yang dilakukan Abubakar Assiddiq r.a. itulah akhirnya Abubakar terpaksa menceritakan bahwa yang lemah-lembut, belas kasih adalah Nabi akhir zaman. Spontan pengemis itu terkejut dan lemas tiada daya. Ternyata ia salah informasi. Namun masih beruntung di hadapan Abu Bakar r.a. pengemis itu menyatakan masuk Islam atas izin Allah swt.

Dia adalah korban informasi yang salah. Semoga jangan pula menimpa kita hal-hal yang demikian. Di zaman penuh gelombang fitnah ini tentu sangat mudah bagi orang yang membenci kebenaran atau yang tidak tahu, dengan mudah menyebarkan kebohongan.

Jika kita tidak mau jadi korban informasi seperti pengemis buta itu, cobalah teliti lebih dalam lagi tentang Jamaah Tabligh/Jamaah Jaula itu, kemudian kita buat informasi yang sesungguhnya. Insya Allah kita akan selamat sebagai penyebar berita buruk atau bahkan jika mereka (jamaah Tabligh) itu benar maka kita termasuk andil sebagai penyebar berita baik (amar ma’ruf).

Misalnya; hanya karena Jamaah Tabligh dirintis bukan di negeri Arab, bukan oleh orang Arab lalu dianggap sesat. Bangsa Yahudi dilaknat oleh Allah swt. karena mereka menganggap bangsa Yahudi lebih baik dari bangsa lain, sehingga nabi yang diturunkan bukan dari bangsa Yahudi maka mereka menolaknya. Inilah sikap-sikap yang tidak boleh ditiru yang dicontohkan oleh Allah swt dalam kitab Qur’an.

Seandainya ada gerakan agama yang lahir dari pesantren Jawa Timur, yang membawa ajaran nabi akhir zaman, semuanya sesuai dengan syari’at yang dibawa oleh Rasulullah saw. Mengapa kita menolak hanya karena kyainya dari tanah Jawa dan suku bangsa Jawa? Jika kita menolak maka sifat-sifat Yahudi ada pada kita, na’udzubillah.

Seandainya metode da’wah atau cara mendidik ummat Islam berbeda dengan yang lain, sementara aqidah, ubudiyah, mu’amalah, mu’asyarah dan akhlak mengacu kepada yang dicontohkan Nabi saw. Mengapa kita curiga? Kita akan menyesal sebagaimana pengemis buta di pojok pasar Madinah tadi.

Kalau kita hanya membaca artikel di internet, atau media lain lalu kita langsung mengambil kesimpulan, maka kita tidak tahu hal yang sebenarnya, karena mereka (Jamaah tabligh) ada pada zaman hidup kita. Ada objek yang langsung kita amati. Berbeda dengan membaca alkisah dalam buku-buku lama, kita hanya dapat membayangkan lalu meresapinya.

Dalam pepatah China mengatakan ;
Kalau kita mendengar maka akan lupa,
Jika kita melihat maka akan ingat,
Andai kita melakukan langsung maka akan paham.

Namun hidayah milik Allah swt. Dia memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki, dan membiarkan dalam kesesatan bagi orang yang Dia kehendaki pula. Walaupun seseorang melakukan langsung, belum tentu berhasil mendapatkan kepahaman karena tergantung niat kita.

Marilah kita berusaha menjadi manusia adil. Jangan penjadi penyebar berita buruk hanya karena membela suatu kaum. Belalah Islam demi keselamatan umat manusia seluruhnya.

1 komentar:

  1. Wynn Casino - Dr.MCD
    Wynn is the 충주 출장샵 hotel and casino 세종특별자치 출장마사지 on 통영 출장샵 the Las Vegas Strip. The Wynn hotel, casino, and 계룡 출장샵 resort feature a large living room, a granite-topped wet 양주 출장샵 bar,

    BalasHapus