Kamis, 12 Agustus 2010

LETAK KEBAIKAN MANUSIA

Ada di hatinya. Jika memang hatinya memiliki sifat-sifat baik maka seluruh pemikiran dan perbuatannya akan baik. Jika ilmunya bertambah luas maka kebaikannya akan meluas pula, jika hartanya melimpah maka kebaikan dengan hartanya itupun akan melimpah pula.
Ilmu dan harta hanyalah sebagai peningkat kwalitas perbuatan baiknya.

Ada orang yang membanggakan ilmu, tetapi banyak orang yang memiliki ilmu yang luas namun ia tidak mampu berbuat baik sesuai dengan ilmu yang dibanggakannya, bahkan seringkali banyak yang memanfaatkan ilmunya untuk kepentingan pribadi yang sesaat itu. Walau ilmu itu adalah ilmu agama. Ia gunakan ilmu agama yang dikuasainya untuk mencari nafkah bahkan dengan persaingan yang tidak sehat dengan sesama penganut agama yang sama. Maka jika orang membanggakan ilmu tanpa diamalkan, ia termasuk dalam kebodohan. Ilmu adalah untuk meningkatkan perbuatan baik. Seorang guru yang mendapat SK mengajar berbasis pendidikan SLTA, ia akan tetap sebagai guru walaupun kini telah lulus S1, namun dengan kwalitas mengajar yang berbeda. Ia tetap seorang guru. Atau, seorang penjual buah sawo ketika ia menjaga kios buah sawo kemarin, sekarangpun akan tetap sebagai penjual sawo jika ia di dalam kiosnya, namun buah sawonya sekarang lebih berkwalitas karena ia meningkatkan kwalitas buahnya.

Jadi, Orang yang bersedekah dengan menebar senyum akan bertambah kwalitas sedekahnya dengan mengiringi senyumnya itu kepada saudaranya dengan beberapa lembar uang atau dengan menjinjing makanan. Hartapun berfungsi untuk meningkatkan amal saleh, bukan menggantikan amal saleh itu berubah nama.

Letak kebaikan manusia ada pada hatinya dibuktikan dengan perbuatan baik (amal saleh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar