Minggu, 14 November 2010

JAULAH ARTINYA BERKELILING.


Sore itu serombongan Jamaah Tabligh ada di sebuah musholla tengah mengadakan program rutin, jaulah. Sebagian ada di dalam musholla, sebagian berkeliling menemui masyarakat muslim sekitar untuk ajak-ajak amalkan sholat jamaah. 4 orang anggota yang jaulah dipimpin oleh seorang di antara mereka. Dengan tertib mereka melakukan jaulah sesuai yang anjuran mudzakarah sebelumnya. Jadi sebelum jaulah ada mudzakarah tentang tata tertibnya, termasuk jaga pandangan untuk tidak melihat wanita yang ditemui di perjalanan.
Beberapa rumah sudah didatangi, beberapa lelaki sudah ditemui, dan beberapa di antara mereka ada yang langsung mau untuk pergi ke musholla untuk mendengar bayan (ceramah iman dan amal soleh) yang disampaikan oleh seorang di antara jamaah tabligh yang ada di dalam musholla. Jadilah sebuah sistem yang lengkap. Di luar ada sebagian yang mengajak dan mengantar, di dalam mushola ada yang menerima dan menyampaikan ilmu. Walhasil, jika rombongan itu diikuti oleh orang-orang yang sudah banyak ilmu tentang agama (ulama) sungguh keadaannya akan lebih baik, banyak muslim awam yang selama ini lalai oleh kewajibannya, kini mendapat pencerahan dan tergugah, walau hanya datang di mushola terdekat, mana mungkin kaum muslim yang sudah tua renta mau pergi ke pondok pesantren atau kuliah di perguruan tinggi, atau ke madrasah di kelas terendah. Namun banyak orang yang belum faham tentang ini. Jamaah Tabligh adalah tempat belajar bagi siapa saja yang masih punya nyawa, walau tua renta, untuk belajar hakikat iman. Dengan adanya iman di hati seseorang, maka ia akan mampu amalkan perintah Allah, sedikit demi sedikit.
Jamaah yang sedang jaulah, kini memasuki halaman rumah seorang tokoh di desa itu. Ketukan pintu dan ucapan salam dalil (penunjuk jalan) telah disuarakan. Dari balik pintu yang bergerak membuka itu ada seorang lelaki berwibawa, dengan wajah keruh disertai mata membelalak tanpa menjawab salam tamunya, langsung membentak,”Lagi-lagi kamu! Apa tak punya pekerjaan? Kerjanya cuma ngajak-ngajak sholat? Aku sudah tahu sholat itu wajib!
Dengan gugup para tamu itu tundukkan kepala. Dan sebelum dalil/penunjuk jalan (biasanya oleh masyarakat setempat) menyampaikan alasan, lelaki besar itu memotongnya dengan bentakan penuh kebencian,”Pergiiiii….!” Segera jamaah jaulah meninggalkan rumah itu dengan banyak menyebut nama Tuhannya.
Tak berapa lama waktunya, beberapa hari sesudah jamaah itu menyelesaikan kegiatannya di desa itu (ini menurut teman, sebagai masyarakat setempat) terdengar berita bahwa lelaki yang angkuh itu sakit perut. Makin hari makin besar dan akhirnya mati dalam keadaan perut buncit cukup besar.
Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar