Jumat, 27 Agustus 2010

Pendidikan seumur hidup


“Long life educations.” adalah slogan yang dikenal di dari barat, bahwa manusia mengalami proses pendidikan selama ia hidup, semenjak kecil, bahkan sejak di dalam kandungan ibunya sampai tuanya bahkan menjelang kematian, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan, menerima informasi yang dapat mempengaruhi perubahan pada dirinya. Informasi dari lingkungan inilah yang disebut proses pendidikan. Dengan interaksi itu manusia akan mengalami perubahan sedikit atau banyak, pelan atau cepat, bertambah menjadi baik atau sebaliknya. Islam juga mengenal landasan pendidikan itu sesuai dengan hadist Nabi saw. Yang artinya,”Carilah ilmu dari ayunan bunda sampai ke liang lahat.” Hadist ini mengandung perintah yang bersifat wajib bagi ummat Islam dalam menempuh pendidikan.

Dalam proses pendidikan orang membagi-bagi usia belajar bagi manusia sehingga ada usia pra sekolah, usia sekolah dan masa tua. Lahirlah lembaga-lembaga pendidikan yang ada sekarang. Baik itu Taman Kanak-kanak, Pendidikan dasar maupun lanjutan bahkan perguruan tinggi. Sebenarnya lembaga pendidikan yang disebut di atas karena pengaruh dari metode pembelajarannya yaitu metode klasikal, dimana peserta didiknya mempunyai usia rata-rata. Kecuali di perguruan tinggi ada yang usianya heterogen.

Jika pada lembaga pendidikan lain yang menggunakan berbagai metode maka kita akan melihat lembaga pendidikan di pesantren. Di sana digunakan metode individual di samping juga menggunakan metode klasikal. Ketika menguji pelajaran hafalan dalam pesantren menggunakan metode individual. Siapa yang lebih cepat dia akan segera selesai menghadap gurunya. Tidak pandang usia.

Ceramah digunakan pada acara pertemuan umum, biasanya seluruh santri berbagai usia dikumpulkan dalam satu tempat kemudian ustadz menyampaikan ceramah. Namun ketika melakukan kajian yang bersifat umum tetapi pesertanya setara maka digunakan metode klasikal. Demikianlah masih banyak metode lain dalam proses pembelajaran.

Lain halnya dengan JT (Jamaah Tabligh). Pesertanya beragam segala aspek. Tua-muda, alim-awam, kaya-miskin, dll. Ketika dibentuk satu rombongan (jamaah) untuk dikeluarkan beranggotakan peserta didik yang heterogen. Dan alam ini sebagai ruang kelas tempat belajar. Sarananya semua yang ada di alam ini. Materi pelajaran segala sifat-sifat Rasulullah saw. Targetnya 6 sifat para sahabat Rasul. Kegiatan pembelajarannya ta’lim fadilah amal, praktik ibadah yang dicontohkan Rasulullah saw. Evaluasinya setiap anggota yang telah keluar di jalan Allah mengalami perubahan sikap yang signifikan. Lembut, ramah, sabar, dermawan, pemaaf, dll. Dan trget belajarnya sampai mati sesuai dengan prinsip pendidikan yang telah disebutkan diatas.

Jamaah Tabligh adalah penomena penyelenggaraan pendidikan seumur hidup bagi manusia yang real, sederhana namun lengkap dari berbagai sisi.

Real, nyata karena bukan dengan teori yang muluk-muluk namun praktiknya nyata di lapangan. Sederhana karena muda dilaksanakan tanpa perencanaan biaya dan tetek bengek yang memusingkan. Lengkap dari berbagai sisi, bagi peserta, orang yang melihat maupun masyarakat yang didatangi bahwa kedatangan mereka merupakan proses dan materi belajar yang efektif bagi perkembangan emosi, pengalaman hidup dan perubahn sikap masing-masing.

Coba saja satu misal kejadian; di suatu tempat (masjid/mushola) kedatangan rombongan jamaah tabligh yang akan membuat program yang biasa dilakukan dimana-mana selama3 hari 3 malam di situ. Karena faktor kecurigaan pada masyarakat yang didatangi maka mereka mengusirnya. Dari peristiwa itu maka akan timbul aspek-aspek pendidikan bagi semua.
1. Bagi jamaah yang diusir akan menambah sifat sabar, koreksi diri, menambah kedekatan dengan sang Kholik dengan menambah amal ibadahnya, dll. Bagi peserta yang belum memahami malah jadi takut atau marah.
2. Bagi yang melihat kejadian itu bisa saja akan timbul rasa kasihan, ingin menolong, atau penasaran hatinya ingin tahu maksud mereka. Sehingga ia mencanangkan suatu hari akan menemui jamaah itu di tempat atau hari lain. Atau sebaliknya ia membela pengusir tadi.
3. Bagi pengusir ada yang memang berhati keras, tetapi ada juga yang bimbang atas perbuatannya, sehingga ia suatu saat merenunginya dan di saat yang lain banyak juga pengusi jadi pengikut setia. Berakhlah menjadi lebih baik daripada ketika belum ikut serta. Dan banyak lagi yang belum disebutkan. Karena itu hanya sekedar contoh.

Seluruh umat perlu pendidikan dan perlu dididik. Jamaah Tablgh adalah tempat pendidikan manusia tanpa batas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar