Rabu, 15 September 2010

AMAL DAN WAKTU


Di dalam Islam, setiap amal ada waktunya dan setiap waktu ada amalnya, jika seorang muslim melewati waktu-waktunya dengan beramal sholeh seperti yang dicontohkan Rasulullah saw. Pastilah dia akan mendapatkan keberuntungan hidup dunia dan akhiratnya. Allah bersumpah demi waktu dalam Al-Qur’an bahwa semua manusia mendapatkan kerugian dalam hidupnya kecuali yang beriman dam beramal sholeh kemudian saling nasihat kebenaran dan kesabaran. Itulah jaminan Allah yang pasti.

Pepatah barat menerangkan bahwa waktu adalah uang, maka detik demi detik diusahakan menjadi uang sehingga dalam fikir dan hatinya senantiasa terbetik soal uang dan uang, yang notabene uang adalah identik dengan materi atau kebendaan. Sedangkan benda-benda menempati ruang dan waktu dalam arti benda dunia ini ada batasnya, ada akhirnya. Hanya orang-orang bodoh sajalah yang tidak memikirkan keterbatasan atau kefanaan.

Jika waktu diisi dengan amal sholeh berlandaskan iman yang benar maka hasilnya sangat luar biasa dan kekal abadi. Coba bayangkan keterangan Nabi saw. Yang menjelaskan bahwa satu kata “Subhanallah” yang diucapkan oleh muslim yang benar imannya maka akan tumbuh sebatang pohon di lahan akhirat (syurga). Pohon besar itu jika diukur bayangannya dengan kuda yang berlari cepat maka akan menempuh waktu perjalanan selama 70 tahun. Lalu berapa besar dan tinggi pohon itu? Kemudian jika pohon itu ditebang untuk dibuat kayu bakar di dunia, berapa milyar kubik yang diperoleh? Sedangkan pohon itu spontan tumbuh kembali seperti gambar dalam komputer jika dikopy tidak akan mengurangi file aslinya. Kwalitas kayu hasil penebangan tidak mungkin sama dengan kayu dunia. Soal berapa harga kayu itu perkubiknya jika dijual di dunia tak dapat terbayangkan. Satu kata yang diucapkan dengan ringan dan mudah seorang mu’min akan jadi milyuner sepanjang masa. Belum lagi amal yang lain. Wah betapa ini adalah kemurahan Allah SWT. untuk orang beriman.

Apatah lagi ia menyiarkan kepada orang lain tentang amal sholeh itu sehingga mengikutinya, maka pahala akan mengalir kepadanya. Berapa orang yang mengikuti makin banyak pulsa pahala bertambah tanpa disadari. Penambahan pulsa pahala terjadi sampai tidak ada lagi orang mengamalkan amal sholeh yang diajarkannya, sampai menjelang hari kiamat.

Andaikata seluruh waktu dalam usia seseorang untuk melakukan amal sholeh dan seluruh amal sholehnya diterima, kemudian pahalanya dijadikan bermacam kebutuhan di syurga, tidaklah akan memenuhi luasnya syurga. Banyak lahan di syurga yang luas itu gersang tak ditumbuhi tanaman, gedung ataupun kainnya. Karena itulah ia masih saja menyesali, mengapa dulu tak beramal labih banyak lagi. Apakah mungkin ia beramal tanpa waktu? Karena seluruh waktu dalam usianya sudah digunakan untuk beramal.

Tetapi jika ia mengajak seorang saja untuk beramal sholeh, kemudian orang itu mengikutinya, lalu mengajak beberapa orang, kemudian beberapa orang masing-masing mengajaknya beberapa orang lagi, dan seterusnya, maka orang pertama akan terkejut di syurga, dst,….dst,….dst.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar